Sejarah Karung Beras

Sejarah Karung Beras

Sejarah Karung Beras

Nasi adalah makanan pokok mayoritas rakyat Indonesia. Bahkan, ada yang berprinsip “Belum dibilang makan, kalau belum makan nasi”. Oleh sebab itu, tidak heran bila beras menjadi kebutuhan primer yang lebih diutamakan dibanding kebutuhan primer lainnya. Lalu, tahukah anda karung untuk pengemas beras dahulu dan masih digunakan sampai sekarang terbuat dari kain goni, sehingga lebih dikenal dengan karung goni. Dahulu, nenek moyang bangsa ini menggunakan karung goni sebagai karung beras untuk bahan pengemas beras. Berbeda dengan saat ini, karung beras sudah banyak menggunakan bahan plastik, jenisnya pun ada bermacam-macam seperti karung laminasi, karung putih, karung transparan, karung sablon, karung printing, dsb. Meski demikian, karung goni sebagai pengemas beras masih bisa ditemukan di beberapa daerah.
Bila kita menelisik kembali ke masa lalu, anda akan melihat sejarah panjang dari karung goni. Di era tahun 1900an, Indonesia pernah memiliki pabrik karung goni terbesar se-Asia Tenggara pada jaman kolonial Belanda. Pabrik karung goni terbesar saat itu terletak di kota Delanggu, sebuah kota yang terletak di perbatasan Klaten, Boyolali. Awalnya, pabrik tersebut difungsikan sebagai pabrik gula untuk memenuhi permintaan pasar dari benua Eropa. Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi penurunan permintaan gula sementara pasokan gula tinggi, sehingga diambil keputusan untuk mengubah fungsi pabrik tersebut dari pabrik gula menjadi pabrik karung goni. Perkebunan tebu yang luas dan melimpah kemudian dirubah digantikan dengan tanaman rami atau rosela sebagai bahan baku pembuatan kain goni.

Di awal pendudukan bangsa Jepang, produksi karung goni ini kemudian difungsikan sebagai karung pengemas beras untuk mengangkut beras yang akan didistribusikan ke barak-barak tentara. Di masa inilah, sebagai awal mula karung goni difungsikan sebagai karung pengemas beras dari masa penjajahan hingga saat ini. Fungsi karung goni saat ini sebagai karung beras, perlahan mulai ditinggalkan digantikan dengan karung beras yang terbuat dari bahan plastik. Selain dari segi ekonomis dan kemudahan, bahan karung goni yaitu rosella atau rami juga sudah mulai jarang ditemukan, sehingga produksi kain goni menjadi terbatas yang mengakibatkan harganya juga melambung. Terlebih untuk mendapatkan karung goni tidak jarang juga dilakukan impor, pembelian kain goni hingga ke India untuk mendapatkan kain goni. 
Para petani maupun pedagang beras saat ini lebih memilih menggunakan karung beras berbahan plastik, selain harga relatif terjangkau dan mudah ditemukan, karung beras plastik juga kuat dan tahan lama, serta bersifat netral, tidak bereaksi dengan beras.

Bila anda seorang pengusaha yang terjun di bidang pertanian, karung besar berbahan dasar plastik cocok anda gunakan sebagai karung pengemas untuk beras anda. selain harga ekonomis, mudah didapatkan dan praktis, karung beras plastik juga memiliki fungsi dan manfaat yang sama seperti karung goni. Tidak hanya itu, karung beras plastik juga dapat didesain sesuai keinginan anda, sehingga dapat dicetak atau printing sesuai keinginan produsen dan lebih praktis.

Kami menjual karung beras berbahan dasar plastik dengan kualitas dan mutu yang terjamin. Ukuran karung dan harga karung sesuai dengan budget konsumen. Kami menjual bermacam jenis karung beras bahan plastik seperti karung laminasi, karung transparan, karung printing, karung sablon, karung gabah, karung putih polos, karung krem, dsb. Kami juga dapat membantu anda dalam pemilihan desain karung anda pada pemesanan karung printing dan karung laminasi. Tidak hanya kemudahan mendapatkan karung dengan kualitas terbaik, namun desain kemasan juga akan kami bantu. Kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen kami utamakan.
#Untuk info harga plastik mulsa hitam perak klik DISINI.

Sekian artikel tentang Sejarah Karung Beras
Semoga Bermanfaat
Sejarah Karung Beras Sejarah Karung Beras Reviewed by Yoyon Oke on April 20, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.